Ketum - Membangun Branding Sumatera Barat, Ulama dan Niniek Mamak Menjadi Penonton dan Pendengar Yang Baik.
Hanya saja terlintas di hati, ternyata branding membranding ini ada dua.
Brand orang shalih atau brand orang durjana. Brand negeri yang baik dan brand negeri pengundang bencana.
Brand orang shalih ada dalam firman Allah swt :
... ۖ سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِم مِّنْ أَثَرِ السُّجُودِ ۚ ...
"... tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud...."(QS. al-Fath 48:29)
Brand orang durjana adalam firman Allah swt:
{يُعْرَفُ الْمُجْرِمُونَ بِسِيمَاهُمْ فَيُؤْخَذُ بِالنَّوَاصِي وَالْأَقْدَامِ} [الرحمن : 41]
"Orang-orang yang berdosa dikenal dengan tanda-tandannya, lalu dipegang ubun-ubun dan kaki mereka". (QS. al-Rahman 55:41)
Brand negeri yang baik ada dalam firman-Nya:
{لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ آيَةٌ ۖ جَنَّتَانِ عَن يَمِينٍ وَشِمَالٍ ۖ كُلُوا مِن رِّزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ ۚ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ} [سبإ : 15]
"Sesungguhnya bagi kaum Saba ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun". (QS. Saba 34:15)
Brand negeri yang buruk pengundang bencana (naudzu billahi min dzalik) bisa dilihat alamatnya dalam firman Allah:
{وَإِذَا أَرَدْنَا أَن نُّهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُوا فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيرًا} [الإسراء : 16]
"Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya". (QS. al-Isra 17:16)
dan akhirnya
Selamat membranding....
Semoga kita punya brand yang kuat tapi tepat dan sesuai dengan yang kita dengungkan selama ini:
"Adat basandi sarak, sarak basandi Kitabullah, Sarak Mangato Adat Mamakai".
