MUI Sumatera Barat
Ketum MUI Sumbar Buya Gusrizal Gazahar

Marhaban yaa Ramadhan

Senin, 07 Mei 2018
Menyambut Ramadhan dengan ilmuMenyambut Ramadhan dengan ilmu

Oleh : Buya Gusrizal Gazahar Ketua Umum MUI Sumbar - Berbagai acara sebelum bulan Ramadhan menurut tradisi yang telah menjadi warisan, terlanjur sudah dipandang sebagai syiar Islam. Namun yang cukup menggelisahkan adalah banyak di antara para pelaku tradisi itu, juga tidak memahami apa sebenarnya yang mereka katakan dengan syiar tersebut. Padahal kalau mereka mau merenungkan sabda Rasulullah saw betikut ini, sudah patut rasa malu muncul dalam hati melihat bebagai kemaksiatan menyambut Ramadhan.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَيُنَادِي مُنَادٍ يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنْ النَّارِ وَذَلكَ كُلُّ لَيْلَةٍ 

“Rasulullah saw bersabda: "Apabila awal malam Ramadhan tiba, setan-setan dan jin jahat dibelenggu, pintu neraka ditutup tak satu pun terbuka, pintu-pintu surga dibuka tak satu pun tertutup dan berserulah ketika itu penyeru: Wahai orang-orang yang menghendaki kebaikan marilah sambut ! Wahai yang ingin berbuat kejahatan, hentikanlah ! Dan Allah punya orang-orang yang dimerdekakanNYA dari neraka setiap malam”. (HR.al-Turmudzi dan Ibnu Majah)

Kondisi ini semakin dibuat kabur dengan label wisata religi dan pelestarian warisan budaya oleh pihak-pihak terkait yang juga kurang faham dengan ajaran Islam walaupun banyak yang beragama Islam. Dengan keadaan seperti itu, maka semakin sempurnalah perlindungan terhadap kegiatan-kegiatan ini tanpa peduli apakah itu memang bagian dari syiar Islam atau tidak. Bahkan muballigh pun ada yang merasa tabu kalau harus mengkaji itu kembali. Makanya tidak mengherankan, jangankan meluruskan atau memperbaiki malah ada di antara muballigh yang berjibaku mempertahankan tradisi tersebut. Tanpa rasa malu untuk memperkuat pendapat mereka, hadits-hadits yang tak ada ashalpun dipergunakan.

Acara balimau dengan berbagai cara pelaksanaannya adalah contoh nyata bagaimana pemahaman umat terhadap ajaran Islam sangat perlu mendapat pencerahan. 

Kegembiraan Menyambut Ramadhan
Selama ada keimanan dalam hati setiap insan, tentu apa yang dijanjikan oleh Allah swt berupa pencapaian taqwa (al-Baqarah 183) bagi orang yang beriman dengan menjalankan ibadah puasa, pasti akan membangkitkan kerinduan dan kegembiraan dengan menghampirnya bulan Ramadhan. Sepertinya tidak sampai di situ saja, hadits-hadits Rasulullah saw juga tidak sedikit yang membawa berita gembira akan kedatangan bulan Ramadhan. Bahkan di awal bulan Rajab dalam riwayat imam Ahmad dan Bazar Rasulullah telah menanamkan rasa rindu bertemu Ramadhan melalui doa yang beliau ajarkan yaitu :

عن أنس بن مالك قال : كان النبي صلى الله عليه و سلم إذا دخل رجب قال اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبارك لنا في رمضان وكان يقول ليلة الجمعة غراء ويومها أزهر (رواه أحمد و إسناده ضعيف )

"Dari Anas Ibn Malik ra, beliau berkata: Bila masuk bulan Rajab, Nabi saw mengucapkan "Allahumma barik lana fi Rajab wa Syaban wa barik lana fi Ramadhan (Ya Allah ! Berkahilah kami di bulan rajab dan syaban serta berkahilah pula kami di bulan Ramadhan). (HR. Ahmad)

Walaupun hadits ini ada persoalan pada sanadnya, namun untuk menjadi ajakan mempersiapkan diri dengan kegiatan-kegiatan yang masyru(yang ada tuntunan syar inya), menurut penulis boleh dimunculkan. Dengan demikian berarti bahagia serta gembira menyambut kedatangan ramadhan adalah suatu yang terpuji dalam pandangan Islam. 

Namun yang perlu menjadi catatan penting adalah, kegembiraan dan kebahagiaan yang pada hakikatnya adalah suasana bathin manusia bila diungkapkan dalam tindakan lahir tentu jangan sampai bertolak belakang dengan hakikat tersebut. Kalau memang kebahagiaan menyambut ramadhan itu muncul dari keimanan terhadap janji Allah swt dan Rasulullah saw maka ungkapkanlah kegembiraan itu dengan tindakan-tindakan yang sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasulullah saw. Karena itu, wahai kaum muslimin, mari wujudkan kegembiraan itu dalam ketaatan kepada Allah swt dan Rasulullah saw. Hindarilah mengekspresikan kegembiraan menyambut Ramadhan dengan berbuat kemaksiatan dan menambah-nambah amalan yang tidak disyariatkan.

Ingatlah bahwa apa yang dijanjikan oleh Allah swt di bulan Ramadhan tidak akan bisa diraih dengan berbuat kemaksiatan. Hanya ketaatanlah yang bisa menjadi tangga menjangkau rahmat Allah swt sebagaimana Hadits Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Imam al-Thabrany melalui jalur Ibnu Masud serta Hudzayfah Ibn al-Yaman:

...فإنَّ اللهَ لا يُنالُ فضلُه بمعصيتِه
"...maka sesungguh Allah swt tidak bisa dijangkau karuniaNYA dengan berbuat kedurhakaan kepadaNYA" (HR. al-Mundziri dn al-Thabaraniy)

Puasa Syaban Sebagai Penyambut Ramadhan
Anas Ibn Malik ra pernah menceritakan jawaban Rasulullah saw ketika ditanya tentang puasa apakah yang afdhal setelah Ramadhan, beliau menjawab: puasa Syaban untuk mengagungkan (tazhim) Ramadhan sebagaimana hadits berikut ini:
سئل رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ أيُّ الصيامِ أفضلُ قال صيامُ شعبانَ تعظيمًا لرمضانَ

"Rasulullah saw pernah ditanya, puasa apakah yang afdhal ? Beliau menjawab, "puasa syaaban untuk mengagungkan Ramadhan". (HR. Ibnu Rajab dalam Lathaif al-Maarif)

Karena itu lah makanya Rasulullah saw menganjurkan umat beliau untuk berpuasa di bulan itu sebagaimana dalam hadits:
عن أم المؤمنين عائشة رضي الله عنها قالت: ما رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم استكمل صيام شهر قط إلا شهر رمضان، وما رأيته في شهر أكثر صيامًا منه في شعبان
"Dari Ummul Mukminin Aisyah R.A berkata: Aku tidak pernah melihat Rasulullah saw melakukan puasa satu bulan penuh kecuali puasa bulan Ramadhan dan aku tidak pernah melihat beliau lebih banyak berpuasa (sunah) melebihi berpuasa di bulan Syaban.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Beginilah Rasulullah menyambut Ramadhan! Apakah adalagi sunnah yang lebih baik dari apa yang ditunjukkan oleh Rasulullah saw ? Apakah tidak cukup bagi kaum muslimin ajaran yang telah dibentangkan oleh Rasul mereka? Ajaran Islam cukup dan sangat cukup untuk mengisi kerinduan kaum muslimin terhadap Ramadhan. Yah, puasa sunat syaban untuk menyambut puasa wajib ramadhan. Inilah langkah yang tepat ! Disamping membiasakan diri juga mempersiapkan suasana qurbah(kedekatan diri) kepada Allah swt untuk menjadi hamba-hamba yang pantas mendapatkan karunia Allah swt di bulan penuh berkah tersebut. Karena itu, umat Islam sebenarnya tidak butuh lagi dengan berbagai cara yang diadopsi dari berbagai sumber yang bukan bagian dari Islam itu sendiri. Inilah yang dinamakan dengan kesempurnaan Islam.

Iman adalah Modal untuk Bertaqwa
Kesempurnaan ajaran Islam telah membentangkan jalan yang berawal dan berujung. Kalau taqwa sebagai tujuan, maka imanlah sebagai tangga awalnya. Jadi, kalau memang keinginan mendapatkan ketaqwaan yang dijanjikan Allah swt di bulan ramadhan bukanlah keinginan palsu, maka jalan yang terbentang harus ditempuh. Persiapkanlah diri dengan keimanan yang bersih dari noda syirik dan tinggalkanlah kemaksiatan. Inilah yang diisyaratkan oleh Allah swt dalam firmanNYA: 

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
"Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Rabbmu itu adalah Ilah yang satu". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabbnnya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Rabbnya itu".(QS. al-Kahfi 18:110)

Berilmu Sebelum Beramal
Setelah berbenah diri dengan menyingkirkan kemaksiatan maka yang tidak bisa ditinggalkan oleh setiap muslim adalah menuntut ilmu tentang ibadah di bulan Ramadhan. Kalau kita bercermin dengan hadits-hadits Rasulullah saw seperti:

عن أبي هريرة قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم يبشر أصحابه قد جاءكم شهر رمضان شهر مبارك افترض الله عليكم صيامه يفتح فيه أبواب الجنة ويغلق فيه أبواب الجحيم وتغل فيه الشياطين فيه ليلة خير من ألف شهر من حرم خيرها فقد حرم 

"Dari Abi Hurairah, beliau berkata: Rasulullah saw memberi berita gembira kepada shahabat-shahabat belia, telah datang Bulan Ramadhan, bulan penuh berkah. Allah mewajibkan kalian untuk berpuasa pada bulan itu. Di bulan itu itu pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, para setan diikat dan pada bulan itu pula terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Siapa yang dihalangi mendapatkan kebaikan di malam itu berarti ia telah tehalang". (HR. Ahmad)

termasuk hadits Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah melalui Salman al-Farisy yang menukilkan khutbah Rasulullah saw di akhir syaban :

يا أيها الناس انه قد أظلكم شهر عظيم شهر مبارك فيه ليلة خير من ألف شهر فرض الله صيامه وجعل قيام ليله تطوعا فمن تطوع فيه بخصلة من الخير كان كمن أدّى فريضة فما سواه … وهو شهر أوله رحمة وأوسطه مغفرة وآخره عتق من النار

"Wahai sekalian manusia, sungguh hampir datang kepada kalian bulan yang agung dan penuh barakah, di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, Allah wajibkan untuk berpuasa pada bulan ini, dan Allah jadikan shalat pada malam harinya sebagai amalan yang sunnah, barangsiapa yang dengan rela melakukan kebajikan pada bulan itu, maka dia seperti menunaikan kewajiban pada selain bulan tersebut …, dan dia merupakan bulan yang awalnya adalah kasih sayang, pertengahannya adalah ampunan, dan akhirnya adalah pembebasan dari api neraka." [HR. Ibnu Khuzaimah dan Al-Baihaqi dalam Syuabul Iman]

Maka dapat terlihat harapan kuat Rasulullah saw agar umat memiliki bekal ilmu untuk beramal. Kedhaifan hadits Salman ra ini tidak perlu jadi persoalan kalau hanya dipakai untuk memperkuat perintah Al-Quran dan Hadits-hadits shahih serta ijmak yang mewajibkan mukmin dan mukminah untuk menuntut ilmu apalagi terkait amalan yang akan dilakukannya. Ini semua memberikan satu lagi tugas yang mendesak harus dilakukan sebelum Ramadhan datang yaitu menuntut ilmu tentang amalan di bulan Ramadhan. Karena itu, majelis-majelis ilmu harus disemarakkan untuk memfasilitasi umat yang ingin menambah ilmu pengetahuan tentang Ramadhan dan amalan di bulan yang agung itu.

Khitam
Ternyata, tidak kurang ajaran Islam dalam mengisi sisi manapun dari kehidupan manusia. Namun yang sangat disayangkan banyak manusia lebih memandang kagum kepada kreasi dan peninggalan nenek moyangnya di bandingkan tuntunan Allah swt dan RasulNya. Untuk semua itu, penulis hanya bisa bertawshiyyah dengan penggalan hadits Rasul saw:

... فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ ...
"Maka sesungguhnya sebaik-baik ucapan adalah Kitabullah dan sebaik baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad(Rasulullah) saw" (HR. Muslim dari Jabir Ibn Abdillah).

Dan akhirnya buat kaum Muslimin, MUI SUMBAR mengucapkan Selamat Menjalankan Ibadah Puasa mudah-mudahan Allah menerima semua amalan shalih dan menganugerahkan ketaqwaan di bulan Ramadhan ini".. (***)

Sumber: Reka Desrina Wati




Lainnya :

 
KETUM MUI SUMBAR
BERITA
MUI SUMATERA BARAT KONTAK KAMI ALAMAT
Situs Informasi dan Komunikasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sumatera Barat.

facebook twitter
 
Komplek Masjid Agung Nurul Iman, Jalan Imam Bonjol, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar)
 
telp
(0751) 811599
(0751) 8956213
email
muisumbar95@gmail.com
lppom.muisumbar@gmail.com