MUI Sumatera Barat
Ketum MUI Sumbar Buya Gusrizal Gazahar

Jangan Bersuluh di Siang Hari

Selasa, 29 Mei 2018
Buya Gusrizal GazaharBuya Gusrizal Gazahar

Buya Gusrizal Gazahar - Allah SWT berfirman:

يٰٓأَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَآءَكُمْ بُرْهٰنٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَأَنْزَلْنَآ إِلَيْكُمْ نُورًا مُّبِينًا

"Wahai manusia! Sesungguhnya telah sampai kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu, (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al-Quran)."
(QS. An-Nisa 4: Ayat 174)

Di antara nama yang menjadi sifat dari Al-Quran seperti dalam firman Allah SWT di atas ialah an-Nuur (Cahaya). Bagaimana memahami Al-Quran sebagai cahaya?

Sebuah ilustrasi, dimana dalam kegelapan malam hari tiada seorangpun manusia yang nyaman di liputi oleh kegelapan, karena itu mereka akan berusaha mencari penerangan sebatas kemampuan mereka, ada yang bisa mendapatkan cahaya pelita tapi tidak sedikit dari mereka yang hanya mendapatkan sebatang lilin atau mungkin sekedar sebatang korek api. Tapi begitulah watak manusia yang tidak nyaman berada dalam kegelapan.
Ketika pagi tiba, fajar menyingsing, kemudian terbitlah matahari di ufuk timur. Pada waktu itu tanpa di komando, tanpa ada yang memerintah, seluruh manusia mematikan pelita, Suluh, lampunya di malam hari dan anehnya tak seorang pun yang bertanya "kenapa kamu mematikan lampunya?" Kalaupun ada yang bertanya tentu alasannya adalah karena mentari telah terbit, sinarnya begitu terang, kalau seandainya ada manusia yang di siang hari terus menyalakan pelitanya, suluhnya, lampunya ditengah suasana yang telah terang benderang, tidak ada yang berbeda di antara kita, mungkin akan menilai orang ini ada sesuatu pada akalnya.

Karena itu lah, kalau kita bandingkan cahaya matahari dengan cahaya Al-Quran maka cahaya Al-Quran jauh lebih terang di banding mentari, karena cahaya mentari bisa terhalang oleh dinding, bisa tidak masuk ke ruang-ruang tertentu tetapi cahaya Al-Quran tidak terhambat sebenarnya oleh apapun bukan hanya menyinari fisik manusia, tapi malah masuk menyinari qalbu manusia.

Bila demikian adanya cahaya Al-Quran, maka ketahuilah apa saja yang kita pegang, yang kita rasa menjadi tumpangan, menjadi cahaya penerang saat kita belum berkenalan dengan Al-Quran al-Karim, itu tak lebih adalah pelita di tengah malam, bagaikan lampu di saat gelap. Kehadiran Al-Quran al-Karim bagaikan terbitnya matahari di ufuk timur menerangi seluruh sisi kehidupan.
Apakah kita masih mempertahankan pelita, Suluh, lampu di malam hari ketika hati telah terang akan mentertawakan kita kalau kita masih demikian.

Karena itu wahai umat Islam, Al-Quran telah ada di tengah kita ialah cahaya lebih terang kita ialah cahaya lebih terang dari mentari. Hari sudah siang, tinggalkan lampu-lampu di malam hari karena jika masih ada juga yang bersuluh di siang hari tempat kita yang wajar bukan di tengah manusia yang normal tapi berada di tengah orang-orang yang tak bisa mempergunakan akal dengan benar.

Sumber: Reka Desrina Wati




Lainnya :

 
KETUM MUI SUMBAR
BERITA
MUI SUMATERA BARAT KONTAK KAMI ALAMAT
Situs Informasi dan Komunikasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sumatera Barat.

facebook twitter
 
Komplek Masjid Agung Nurul Iman, Jalan Imam Bonjol, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar)
 
telp
(0751) 811599
(0751) 8956213
email
muisumbar95@gmail.com
lppom.muisumbar@gmail.com