MUI Sumatera Barat
Berita

Pesan dalam Shilaturrahim Tungku Tigo Sajarangan

Selasa, 04 September 2018

PADANG -- Ketum MUI Sumbar Buya Gusrizal Gazahar menghadiri silaturahim akbar bersama unsur tigo tungku sajarangan Sumbar, Selasa (4/9/2018)

"Alhamdulillah, pada hari ini kita berkumpul di dalam ruangan ini. Disatukan oleh niat yang baik untuk menjaga negeri ini agar tetap di dalam suasana yang kondusif, tenang, damai dan ujung dari semua itu adalah dalam ridha Allah swt karena tiada arti tenang bila Allah marah kepada kita. Jadi, ketenangan bagi seorang muslim adalah kehidupannya berada di dalam ridha Allah swt".

Sebagai masyarakat yang hidup dan tumbuh di ranah minang, tentu kita tidak bergeser dari titipan yang disandangkan oleh generasi yang lalu yang hari ini berada di tangan kita.

Kalau hilang titipan ini dari tangan kita, seandainya kita nanti dipertemukan di akhirat dengan generasi- generasi yang terdahulu termasuk kakek buyut dari bapak kapolda Sumbar (Beberapa hari yang lalu saya singgah ke sana, Haji Abdul Manan), terbayang oleh saya ketika dekat makam itu, seandainya saya dipertemukan kelak di Akhirat dengan beliau , “hai Gusrizal pada tahun sekian ada amanah yang diletakkan oleh umat di pundakmu, dan kami menitipkan sesuatu di tanganmu”.
Kalaulah hilang titipan itu, saat itu beliau bertanya, “kemana titipan itu engkau campakkan?”.
Bagaimana saya akan menjawab?

Oleh karena itu, apa yang menjadi kesepakatan kita bersama dari generasi ke generasi (adat bersandi syara’ dan syara’ bersandi kitabullah. Syara mangato, adat mamakai), merupakan pegangan hidup yang tidak boleh bergeser dan tidak boleh hilang dari pegangan kaum Muslimin di Minangkabau.

Adapun menyikap kondisi yang ada sekarang, saya termasuk yang tidak terlalu cemas pak Kapolda, karena orang minang, sebagaimana di dalam Al-Quranul Karim, Allah swt telah memberikan suatu petunjuk yang menjadi amalan bagi masyarakat.

الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ ۚ
"yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang terbaik darinya". (QS. al-Zumar 39 : 18)

Orang Minang pandai mendengarkan.
Bukan hanya mendengarkan yang tersebut tapi juga mendengarkan yang belum tersebut.
Bukan hanya membaca yang tersurat tapi juga membaca yang tersirat malah menelisik yang tersuruk.

Nah karena itu, selama konsep

الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ ۚ
"yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang terbaik darinya".

hidup di tengah-tengah umat, insya Allah negeri ini akan tetap di dalam kenyaman dan kedamaian yang di ridhai oleh Allah swt.

Padang, Polda Sumbar, 23 Dzulhijjah 1439 / 4 September 2018 M

Buya Gusrizal Gazahar Dt Palimo Basa

Sumber: Rahmat Ilahi




Lainnya :

 
KETUM MUI SUMBAR
BERITA
MUI SUMATERA BARAT KONTAK KAMI ALAMAT
Situs Informasi dan Komunikasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sumatera Barat.

facebook twitter
 
Komplek Masjid Agung Nurul Iman, Jalan Imam Bonjol, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar)
 
telp
(0751) 811599
(0751) 8956213
email
muisumbar95@gmail.com
lppom.muisumbar@gmail.com