MUI Sumatera Barat
Berita

Buya Gusrizal Soroti Fenomena “Nalar Salah Samek” dalam Perspektif Islam

Jumat, 06 Desember 2024
Ketum MUI Sumbar Buya Dr. GusrizalKetum MUI Sumbar Buya Dr. Gusrizal

MUISUMBAR.OR.ID, PAYAKUMBUH – Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat, Buya Dr. Gusrizal Gazahar Dt. Palimo Basa, menyampaikan kritik terhadap fenomena yang ia istilahkan sebagai “Nalar Salah Samek.” Istilah ini menggambarkan pola pikir menyimpang yang sering dianggap benar oleh sebagian kalangan. Dalam refleksinya, Buya mengajak umat Islam untuk kembali menjadikan Al-Quran dan Sunnah sebagai pedoman utama dalam menilai kebenaran, terutama terkait tindakan yang bertentangan dengan ajaran agama.

Fenomena Kesalahpahaman dalam Menilai Tindakan
Buya Gusrizal mengkritik kecenderungan sebagian masyarakat yang menganggap tindakan mencaci atau menghina sebagai bentuk keberanian, terutama ketika korbannya mendapatkan simpati publik. Menurutnya, logika semacam ini tidak memiliki dasar dalam Islam. Ia menganalogikan fenomena ini dengan kisah saudara-saudara Nabi Yusuf as. yang pernah membuang Yusuf ke dalam sumur dan menipu ayah mereka, Nabi Ya’qub as. Walaupun Nabi Yusuf kemudian menjadi pemimpin yang mulia di Mesir, Al-Quran tidak pernah memuji perbuatan saudara-saudaranya.

Dasar Al-Quran dan Hadis
Buya Gusrizal mendukung pandangannya dengan merujuk QS. Yusuf 12:91, di mana saudara-saudara Nabi Yusuf mengakui kesalahan mereka:
"Mereka berkata, ‘Demi Allah, sungguh Allah telah melebihkan engkau di atas kami, dan sesungguhnya kami adalah orang yang bersalah (berdosa).’"

Ia juga mengutip hadis Nabi Muhammad saw. yang menyatakan bahwa meskipun seseorang terlihat gagah berani, ia tetap dianggap durhaka jika tindakannya bertentangan dengan kebenaran.

Pesan untuk Umat Islam
Buya mengingatkan umat agar tidak menjadikan figur tertentu sebagai tolok ukur kebenaran, kecuali para Nabi dan Rasul yang dijamin mashum (terjaga dari kesalahan). Sebaliknya, kebenaranlah yang harus menjadi ukuran dalam menilai seseorang.

Ia menutup refleksinya dengan sebuah pesan mendalam:
"Kebenaran tidak diukur dari tokoh-tokoh tertentu, melainkan tokoh-tokohlah yang harus diukur dari kebenaran. Ketika kebenaran sudah dikenali, barulah orang-orang yang mengikuti kebenaran dapat diidentifikasi."

Buya Gusrizal mengajak umat untuk menjaga standar kebenaran dengan berpegang teguh pada wahyu, menghindari logika keliru, dan tidak terpengaruh oleh individu tertentu.

Sumber: Kangrie




Lainnya :

 
KETUM MUI SUMBAR
BERITA
MUI SUMATERA BARAT KONTAK KAMI ALAMAT
Situs Informasi dan Komunikasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Sumatera Barat.

facebook twitter
 
Komplek Masjid Agung Nurul Iman, Jalan Imam Bonjol, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar)
 
telp
(0751) 811599
(0751) 8956213
email
muisumbar95@gmail.com
lppom.muisumbar@gmail.com