Jangan Bersuluh di Siang Hari
Selasa, 29 Mei 2018
Buya Gusrizal Gazahar - Allah SWT berfirman: يٰٓأَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَآءَكُمْ بُرْهٰنٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَأَنْزَلْنَآ إِلَيْكُمْ نُورًا مُّبِينًا "Wahai manusia! Sesungguhnya telah sampai kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu, (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al-Quran)." Di antara nama yang menjadi sifat dari Al-Quran seperti dalam firman Allah SWT di atas ialah an-Nuur (Cahaya). Bagaimana memahami Al-Quran sebagai cahaya? Sebuah ilustrasi, dimana dalam kegelapan malam hari tiada seorangpun manusia yang nyaman di liputi oleh kegelapan, karena itu mereka akan berusaha mencari penerangan sebatas kemampuan mereka, ada yang bisa mendapatkan cahaya pelita tapi tidak sedikit dari mereka yang hanya mendapatkan sebatang lilin atau mungkin sekedar sebatang korek api. Tapi begitulah watak manusia yang tidak nyaman berada dalam kegelapan. Karena itu lah, kalau kita bandingkan cahaya matahari dengan cahaya Al-Quran maka cahaya Al-Quran jauh lebih terang di banding mentari, karena cahaya mentari bisa terhalang oleh dinding, bisa tidak masuk ke ruang-ruang tertentu tetapi cahaya Al-Quran tidak terhambat sebenarnya oleh apapun bukan hanya menyinari fisik manusia, tapi malah masuk menyinari qalbu manusia. Bila demikian adanya cahaya Al-Quran, maka ketahuilah apa saja yang kita pegang, yang kita rasa menjadi tumpangan, menjadi cahaya penerang saat kita belum berkenalan dengan Al-Quran al-Karim, itu tak lebih adalah pelita di tengah malam, bagaikan lampu di saat gelap. Kehadiran Al-Quran al-Karim bagaikan terbitnya matahari di ufuk timur menerangi seluruh sisi kehidupan. Karena itu wahai umat Islam, Al-Quran telah ada di tengah kita ialah cahaya lebih terang kita ialah cahaya lebih terang dari mentari. Hari sudah siang, tinggalkan lampu-lampu di malam hari karena jika masih ada juga yang bersuluh di siang hari tempat kita yang wajar bukan di tengah manusia yang normal tapi berada di tengah orang-orang yang tak bisa mempergunakan akal dengan benar. Sumber: Reka Desrina Wati
|
Lainnya :